by 02.20.00 0 komentar
Ambisi.

Niscaya proses tak akan pernah mengkhianati hasil, atau sebaliknya. Mereka ibarat sepasang kekasih yang kadang bertengkar, baikan lagi, bertengkar lagi, baikan lagi, begitu terus sampai akhirnya putus atau sampai ke jenjang pernikahan. Lalu bagaiman dengan pengkhianatan? Ohh. Ini tak sepenuhnya cerita asmara.


Ada sebuah ungkapan tentang kehidupan yang mengatakan bahwa “terkadang kita tak sabar untuk menyaksikan hasil, sehingga kita lupa untuk menikmati proses”. Begitukah kehidupan berjalan? 
I don’t know.
Hari ini saya punya banyak keinginan, mulai dari sekumpulan ide bisnis yang sudah mulai berjalan, atau keinginan dapat uang banyak untuk keliling dunia, melanjutkan kuliah S2,S3, dan menjadi satu dari sekian ekonom ternama,  sampai cita cita mulia memperbaiki negara, bahkan keinginan untuk jadi juara stand up comedy tingkat dunia, and keep writting..”
oh wow...
kalau pak mario teguh baca blog ini, dibawah dia bakal komen “ just dream it, wake up in early morning,, then sleep.. salam super
Tapi saya percaya bahwa didunia ini ada sebuah hukum tentang kemungkinan yang saya karang sendiri (terkadang sekedar penghibur diri), yaitu ‘segala sesuatu yang tak mungkin terjadi itu mungkin untuk terjadi, apalagi sesuatu yang mungkin terjadi, ya... mungkinlah terjadi..”
dan kemudian saya coba belajar planning dan organizing semua itu sebaik yang saya bisa, contohnya bangun pagi, shalat subuh dan bertebaran diatas dunia.. 
meskipun dominan bertebaran diatas kasur 
-_-“
Namun perlahan lahan kapal berlayar, nun jauh disana pulau pulau nirwana mulai itil (ilang-ilang timbul), tergantung minus mata.. Kalau lagi bersemangat, perwujudan dari keinginan-keinginan itu, anggap saja ini defenisi sukses, kadang terlihat sangat jelas 6 centimeter dari mata (5 cm udah ada yang pakai istilahnya), namun ketika minus kambuh dan saya mencoba membuka mata, ternyata pulau pulau nirwana tersebut menjelma menjadi bekas iler di bantal, dan seolah pak mario teguh tidur disebalah saya dan bilang “ just dream it, wake up in early morning,, then sleep.. salam super”

oh man.. cepat atau lambat kita akan merasa, kenapa sih harus ada keinginan ataupun kebutuhan, toh sebagian besar gak terwujud. Seperti hukum ekonomi yang mengatakan bahwa “kebutuhan manusia tidak terbatas tapi alat pemuas kebutuhan tersebut terbatas”

"What are You doing God??? 
Why You give me “Ambitions”?
 why you dong give me a reason, just a little bit enought...

Ok. You don’t have to leave coment"

Saya yakin Tuhan sudah memberikan jawabannya bahkan sebelum pertanyaan itu muncul. Mungkin jawaban tersebut belum terinderai, terfikirkan, ataupun terstruktur menjadi sebuah kalimat jawaban didalam akal.
Namun saya teringat kata seorang teman, hidup lah sederhana, lakukan hal yang biasa-biasa saja, jangan bebani hidupmu dengan berbagai keinginan yang perlahan akan menjadi beban didalam kehidupanmu, untuk apa punya banyak uang dan harta jika kau malah sibuk dan menghabiskan hidupmu untuk mencarinya, dan bahkan kau tak punya waktu untuk menghabiskannya. 
Beribadah dan berbahagialah, hidup hanya sekali.

Saya curiga dia mario teguh.

Tanggapan saja hanya “ngangguk”, padahal dalam kepala saya kata kata itu seolah menjadi topik sebuah rapat paripurna DPR-RI yang ricuh dan ribut yang akhirnya ketok palu dan pimpinan sidangnya bilang “OK. Hasil rapat kita kali ini “paradoks. Tok. Tok. Tok..”

Ya, ini paradoks antara ambisi, obsesi, keinginan, atau apalah terminologi bahasanya,, intinya itu, versus menikmati hidup dengan cara keluar dari semua yang menjadi beban pikiran.

Lalu apa intinya?

Ya intinya paradoks, manusia berada pada wilayah paradoks, wilayah “antara”.
Antara siang dengan malam, bahagia dengan sedih, antara ambisi dengan menikmati hidup, antara earn dengan spend.

Lalu?

Nikmati siang mu, nikmati malam mu, dan nikmati ambisimu, nikmati prosesnya.

Lalu hasilnya?


Katanya sih proses tidak akan mengkhinati hasil, believe it.

baronisme

Developer

Ini hanya tulisan lepas landas, tak berEYD, tak berteori.

0 komentar: