by 02.28.00 0 komentar
Seni

Saya yakin dan percaya bahwa setiap orang adalah seniman. Dan merupakan kesalahan jika orang hanya mengangggap seorang yang memiliki jiwa seni hanya orang orang yang mahir dan maestro dalam bidang musik, teater, sastra, melukis atau sekedar main origami. Mungkin dikarenakan setiap orang memiliki defenisi yang berbeda tentang seni. Termasuk saya, saya mendefenisikan seni sebagai additional of activity in life (benar atau tidak bahasanya, anggap saja itu seninya). 

Ibarat masakan, seni merupakan bumbu bumbu pelezat makanan, dan dalam aktifitas kehidupan, saya memandang bahwa seni adalah sentuhan lain yang berbaur dalam sebuah aktifitas sehingga ada perasaan bahagia yang timbul dari aktifitas tersebut, makanya saya selalu mencoba memperhatikan seni yang dipakai orang lain dalam aktifitas kehidupannya.

Dan seni tidak ada teorinya.

Contohnya, seni berbicara. 
Terserah apapun bahasa dan logatnya, pada intinya berbicara adalah menyampaikan dan mensinkronisasikan konsepsi yang ada di pikiran kepada orang lain, terserah apapupun metodenya, tapi saya yakin setiap orang memiliki seni yang berbeda beda dalam berbicara, mulai dari rombongan orang ekspresif yang berbicara luwes diikuti dengan kemampuan berekspresi muali dari mikroekspresi sampai makroespresi mereka yang tak jarang kita lihat agak lebay dan membuat kita ingin menyela “biasa aja dong ngomongnya, gak harus geetu geetu amat!!”. Dan saya salah satu dari mereka.
Tapi kita bisa lihat perbedaan yang sangat kentara antara orang-orang ekspresif kolereis plegmatis melankolis, analitis, atau apapun jenis dari pembagian karakteristik mereka ketika mereka berbicara. 

Nah, untuk melihat itu pun ada seninya, dan saya orang yang meragukan kemampuan ilmuan mikroekspresi karna menurut saya untuk mengenali emosi dibalik ekpresi seseorang tidak dengan rumus atau teori tapi dengan seni merasakan dan mengenali emosi lawan bicara. Mungkin ya, ini spekulasi saja. Mereka tidak benar benar menguasai teori ilmu mikroekspresi, tapi mereka memiliki jiwa seni yang tinggi dalam mengenali ekspresi dan emosi orang lain.

Just it.

Saya beranggapan bahwa segala sesuatu bisa menjadi karya seni jika diberikan sentuhan seni. contoh lainnya adalah, seni memakan permen karet (oh.. i miss it, entah kapan terakhir), seni membuang sampah, atau seni menutup pintu. Saya pernah menutup pintu rumah menggunakan pantat, dan menurut saya itu seni. Just, because i love to do that. And i am happy.

Seni membuat segala sesuatu yang tidak masuk akal menjadi lebih indah dan memancarkan energi kebahagian, energi positif. Dan menurut saya salah satu hal yang membedakan manusia dengan binatang adalah seni. terserah ada yang berpendapat, “wah gak bisa dong binatang juga punya seni, contohnya lebah, coba perhatikan sarang lebah yang terangkai begitu indah, atau kawanan serigala yang berjalan dengan susunan yang kuat didepan, yang muda ditengah, yang tua di belakang, yang ganteng di SCTV, atau perhatikan elang terbang dengan gagahnya,, itu seni lo”

Ok. Menurut saya itu habit.
No more to explain.

Saya mencintai seni karna menurut saya

“seni tidak akan pernah mati, dan seni tak akan pernah menyakiti, ia muncul dari dalam hati , dan ia hadir untuk memperindah budi”

Siapa budi??

Mungkin anak ibu budi.

baronisme

Developer

Ini hanya tulisan lepas landas, tak berEYD, tak berteori.

0 komentar: